Foto Presiden Soekarno saat turun dari pesawat kepresidenan

Serbuan Musik Asing

Berbagai aliran musik atau genre musik di Indonesia sudah hampir tidak dapat dihitung lagi jumlahnya. Karena begitu banyaknya musik yang didengar sampai tidak lagi menghiraukan yang penting enak ditelinga. Terutama bagi kita orang awam yang bisanya hanya menikmati tanpa mengetahui pasti dari jenis musik yang didengar. 

Hampir sebagian genre musik yang dinikmati oleh masyarakat kita saat ini berasal dari budaya luar. Yang secara nyata terus menginvasi kita dari waktu ke waktu, bahkan dari generasi ke generasi. Kita tidak dapat pungkiri itu, musik Rock, Jazz, R&B, Rap, bahkan Reggae semakin banyak dikonsumsi generasi kita saat ini.

Banyak berbagai variasi aliran musik baru yang kini semakin menjadi tren khususnya di kalangan anak-anak muda. Seperti halnya musik Dansa Elektro atau EDM  yang memiliki beberapa aliran lagi di dalamnya. Ditambah Demam K-Pop yang membuat generasi kita semakin mabuk musik asing dan lupa karya seni bangsanya sendiri.

Sejarah Perlawanan Penjajahan Kebudayaan 

Di balik fenomena berbagai jenis aliran musik di masa kini, ternyata Presiden pertama kita pernah menentang musik-musik asing. Belum banyak yang tahu bahwa sosok Soekarno dalam sejarahya sempat khawatir terhadap keberadaan musik asing. Karena beliau menganggap aliran musik asing sebagai ancaman bagi budaya Indonesia. Terutama lagu daerah yang terancam eksistensinya akibat generasi muda bisa melupakannya. Sehingga dari waktu ke waktu  budaya kita akan terjajah yang berakibat pula pada krisis pemuda pemikir bangsanya.

Rupanya Presiden Soekarno sangat anti terhadap musik asing beraliran Rock. Sampai-sampai beliau menjulukinya musik ‘ngak-ngik-ngok’, merujuk musik barat Rock ‘n’ Roll yang dibawakan Elvis Preasley dan The Beatles.  Karena semakin maraknya musik asing diperdengarkan oleh radio-radio asing seperti ABC dan VOA. Pada Tahun 1959 Presiden Soekarno membuat aturan larangan memutar musik asing. Dan RRI sebagai Radio pemerintah mensosialisasikannya serta meramaikan musik-musik  daerah.

BACA JUGA :  Indonesia Diantara Prancis, Amerika Serikat Dan Australia …

Berdasar kekhawatiran akan merajalelanya aliran musik asing yang berdatangan di tanah air. Bung Karno rupanya menjadikan ranah permusikan sebagai permasalahan yang serius. Bahkan berbagai kebijakan dan larangan yang sangat ketat diterapkan di masa pemerintahannya. Itu semua Presiden Soekarno lakukan untuk menjaga dan mempertahankan keutuhan bangsa Indonesia.

Bung Karno tidak hanya membuat larangan, tetapi beliau juga memberi contoh dengan memberi solusi bagi bangsanya. Salah satu usaha Soekarno melawan aliran musik asing yaitu dengan menginisiasi kehadiran aliran musik asli tanah air. Termasuk dengan menjembatani jajaran musisi dan grup musik waktu itu untuk tampil. Selain tampil di Istana Negara para seniman musik itu sampai dibawa ke luar negeri. 

Lensoist Dan Tari Lenso Penantang Rock Dan Dansa

Salah satu Contohnya adalah dengan menghadirkan Lensoist dan tari lenso sebagai solusi. Tari lenso yaitu tarian muda-mudi dari Maluku dan Minahasa, Sulawesi Utara. Tari ini biasanya dibawakan secara beramai-ramai dalam perayaan pesta, baik pesta pernikahan, perayaan tahun baru, pesta panen cengkih dan kegiatan lainnya. Sedangkan Lensoist adalah musik dan lagu yang berirama lenso, yang tujuannya adalah mengantikan musik Rock dan Dansa. 

Foto De Lensoist saat tiba di London 5 Juni 1965
Foto De Lensoist saat tiba di London 5 Juni 1965

Maka dibentuklah grub De Lensoist bentukan Soekarno yang beranggotakan Bing Slamet, Nien Lesmana, Titiek Puspa, Munif A. Bahasuan, Idris Sardi(biola), Jack Lesmana(gitar), Bubi Chen(piano), serta beberapa pemusik lainnya. Dengan lagu berjudul ‘Bersuka Ria’ yang rilis tahun 1965 dan viral di kala itu. Mereka kerap kali dibawa Presiden Soekarno  dalam kunjungannya ke berbagai negara. Seperti saat kunjungan ke  London Inggris dan Amerika Serikat pada tahun 1960an dengan melakukan pertunjukan musik.

Sebagai generasi penerus bangsa sudah seharusnya memikirkan bangsa Indonesia. Mempunyai kesadaran untuk mempelajari sejarah dan meneruskan cita-cita para pendiri negara. Dalam hal ini bidang seni musik yang berkarakter kebangsaan tanpa meninggalkan budaya bangsa. Melestarikan lagu-lagu daerah yang menjadi ciri khas berbagai wilayah Nusantara. Bersama kita jaga identitas kita sebagai bangsa yang berbudaya dengan menjaga karya seni asli Indonesia. Untuk Indonesia berkepribadian dalam kebudayaan demi generasi masa depan dan kejayaan bangsa.

BACA JUGA :  5 Keajaiban Dunia Yang memiliki Usia Ribuan Tahun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *